Rabu, 30 Januari 2013

Peternakan dalam Kaca Mata Islam

Bulan Dzulhijjah ada di depan mata, sebentar lagi Umat Islam di seluruh penjuru dunia akan disibukkan dengan prosesi kurban yang melibatkan beberapa hewan yang akan dijadikan sebagai hewan kurban, diantaranya adalah sapi, kambing dan unta. Hal ini mengingatkan kita akan kaitannya dengan masalah hewan ternak yang menjadi syarat utama untuk berkurban. 
 
Selain itu, Allah juga telah  menyinggung masalah hewan ternak secara gamblang dalam salah satu ayat-Nya, Dia memperingatkan manusia akan pentingnya hewan ternak bagi kehidupan manusia dalam firman-Nya di Surat Al-Mu’minuun [23]: 21 yang berbunyi: Dan sungguh pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan.
Beberapa manfaat dari hewan ternak adalah susunya dapat diminum, dagingnya dapat disantap, kulitnya dapat dipakai sebagai bahan membuat sepatu, dan manfaat lainnya, bahkan kotorannya sekalipun dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Maka dari itu, sebagai umat Islam, sepatutnya kita mensyukuri nikmat Allah SWT yang sungguh besar manfaatnya bagi kehidupan umat manusia ini.

Lantas, bagaimana cara mensyukurinya? Ada beberapa cara untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT, kita bisa mensyukurinya dengan mengambil manfaatnya tanpa adanya unsur ketamakan atau berlebih-lebihan. Cara lainnya adalah dengan mempelajari tentang dunia peternakan agar kita lebih pandai dalam memanfaatkan karunia Ilahi. Sedikit upaya yang bisa dilakukan untuk mendalami dunia peternakan adalah dengan memahami sejarah peternakan dan hubungannya dengan peradaban Islam.


Peternakan dan Peradaban Islam.
Jika diamati lebih dalam, sungguh erat hubungan hewan ternak dengan AL-Quran, bahkan Dr. Rusfidra, S. Pt yang pernah menulis tentang hubungan Agama Islam dengan peternakan menyebutkan bahwa ilmu peternakan merupakan ilmu terapan yang disebut secara eksplisit di dalam Al Quran. Bahkan beberapa nama hewan ternak dijadikan sebagai nama surat di dalam Al Quran, misalnya sapi betina (Al Baqarah), hewan ternak (Al An'am), dan ternak lebah (An Nahl). Banyak ayat Al Quran yang secara eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak, misalnya ternak sapi (QS. 2: 67-71, 73; QS Yusuf: 43), unta (QS. Al An'am:144; Al Hajj: 27, 37; QS. Al Ghasiyah:17), domba (QS. Al An'am:143, 146; QS. An Nahl: 80), kambing (QS. Al An'am: 143, An Nahl: 78, Shad: 23-24), unggas (QS. 2: 260; 3: 49; 5: 110; 6: 38; 16: 79; 23: 41; 27: 16; 67: 19), kuda (QS. 3: 14; 8: 60; 16: 8; 38: 31; 100: 1) dan lebah (QS. 16: 68-69). Bahkan ternak telah lama akrab dalam kehidupan kaum Muslimin, baik dalam pelaksanaan ibadah (zakat, kurban) maupun manfaatnya yang multi guna dalam kehidupan.
 
Melihat banyaknya ayat yang menggunakan nama-nama hewan ternak ini patut menjadi bahan renungan. Hewan ternak merupakan sumber pelajaran yang penting di alam karena terdapat banyak hikmah dalam penciptaannya. Lihatlah bagaimana Allah memberikan kemampuan pada ternak ruminansia (sapi, kambing, domba dan kerbau) yang mampu mengubah rumput menjadi daging dan susu. Atau kemampuan yang dimiliki lebah madu dalam mengubah cairan nektar tanaman menjadi madu yang bermanfaat dan berkhasiat obat bagi manusia (QS. An Nahl [16]: 68-69). Sedemikian besarnya peran usaha peternakan dalam kehidupan, maka sudah pada tempatnya sub-sektor ini mendapat perhatian kaum Muslimin, termasuk melakukan penelitian dan pengembangan produk peternakan yang bersumber pada Al Quran dan Al Hadis.

Di samping itu, dalam sebuah riwayat ada yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah berbincang-bincang dengan para sahabat mengenai dunia peternakan "Semua Nabi pernah menggembala kambing", kata Beliau.Kemudian, seorang Sahabat bertanya, "Engkau sendiri bagaimana, ya Rasul?". "Aku pernah menggembala kambing," jawab Nabi SAW. Dialog singkat tersebut mengisyaratkan bahwa menjadi peternak (penggembala ternak) adalah profesi yang pernah dilakukan para nabi. Bahkan, banyak penulis sirrah nabawiyah menjelaskan bahwa ketika berusia muda, Nabi Muhammad SAW adalah seorang penggembala kambing yang terampil. Beberapa riwayat menjelaskan, Nabi yang mulia itu sering memerah susu ternak domba piaraannya untuk konsumsi keluarga beliau.  

Profesi sebagai peternak sapi juga pernah dilakukan Nabi Musa AS selama delapan tahun, sebagai mahar atas pernikahannya dengan anak perempuan Nabi Syuaib AS. Menjadi peternak sapi selama 8 tahun tentu bukanlah waktu yang singkat, namun itu yang dijalani Nabi Musa. Ikhlas menjadi seorang peternak. Bahkan, profesi pengembala ternak telah tercatat dalam sejarah sejak Nabi Adam AS ketika Allah SWT memerintahkan kepada dua anak lelaki Nabi Adam, Habil dan Qabil untukm berkurban, dalam menentukan siapa yang lebih berhak kawin dengan Iklima (anak gadis Nabi Adam yang cantik) dan Labuda (anak gadis Nabi Adam yang kurang cantik). Sejarah mencatat, Habil mempersembahkan seekor domba yang sehat dan gemuk, sedangkan Qabil hanya mempersembahkan hasil pertanian yang tidak baik. Kurban Habil diterima Oleh Allah SWT. Berkurban dengan seekor domba. Ada pula sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasai: "Sesungguhnya Tuhanmu kagum pada seorang pengembala kambing". Menjadi pengembala kambing mungkin profesi yang biasa di mata kita, bukan pekerjaan yang istimewa. Tapi dimata Allah, si pengembala kambing itu adalah istimewa. "Alkisah, seorang pengembala, di padang lapang, sunyi, tak berpenduduk, tak berpenghuni. Sendirian, ia hanya bersama kambing-kambingnya. Sepintas tidak ada yang istimewa dari si pengembala itu. Tapi pengembala itu telah membuat kagum Tuhannya. Dengan apa? Bila waktu shalat tiba, di padang lapang itu, ia berdiri mengumandangkan adzan sendiri, lalu shalat sendirian. Setelah melakukan shalat, Allah swt. berfirman: "Lihatlah hambaKu ini, ia adzan, lalu mendirikan shalat. Ia takut kepada-Ku. Aku telah mengampuninya dan Aku masukkan ia ke dalam surga". (Dikutip dalam Majalah Tarbawi, Juni 2006).

Beternak, Syarat Mutlak Tingkatkan Kualitas Hidup  
Prof. I.K. Han, Guru Besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan (1999) menyebutkan pentingnya ternak dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Ternak juga bermanfaat dalam kegiatan keagamaan: misalnya dalam melaksanakan ibadah qurban, dibutuhkan ternak sapi, domba ataupun kambing. Pada zaman dahulu jumlah pemilikan ternak juga merupakan indikasi strata sosial seseorang. Betapa tidak, produk utama ternak (susu, daging dan telur) merupakan bahan pangan hewani bergizi tinggi yang dibutuhkan manusia. Hewan ternak juga berperan sebagai sumber pendapatan, sebagai tabungan hidup, tenaga kerja pengolah lahan, alat transportasi, penghasil biogas, penghasil pupuk kandang dan sebagai hewan kesayangan (Tangka et al. 2000). 

Usaha peternakan, kata Dr. Rusfidra, S. Pt adalah rahasia ekonomi para nabi, mereka bekerja dengan cerdas menggembala kambing karena multiplier effect yang luar biasa. Jadi orang yang memilih usaha peternakan bisa dikatakan sebagai langkah awal untuk mengikuti jejak para nabi yang telah disebutkan di atas. Sebelum mengakhiri tulisan ini, pantas kita renungkan sebuah pepatah berbahasa Arab yang berbunyi "Negara yang kaya dengan ternak tidak akan pemah miskin, dan negara yang miskin dengan ternak tidak akan pernah kaya." (Campbell dan Lasley, 1985). Negara Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sebenarnya Zamrud Khatulistiwa ini kaya dengan populasi ternak, namun perhatian pemerintah masih rendah terhadap sektor ini. Barangkali itulah salah satu penyebab negara ini sulit bangkit dari krisis ekonomi.  Maka, sebagai genarasi muda Islam, sayang sekali jika banyak dari kita yang masih diam berpangku tangan menunggu hujan, sedangkan hujan tidak akan pernah menurunkan emas dan perak dari langit. Sekaranglah saatnya berusaha, namun jangan lupa, sebelum membuat sebuah usaha, harus tahu ilmunya terlebih dahulu. Karena berusaha tanpa ilmu hanyalah mengundang kegagalan. Oleh karena itu, jika anda berminat dengan dunia peternakan, sekaranglah saatnya belajar bagaimana beternak hewan dan marilah kita majukan sektor peternakan! 


Oleh : Rizka Dwi Seftiani, S.Pd.I (Pernah dimuat di Majalah Gontor)

Selasa, 29 Januari 2013

Kisah Pembuat Pipa Saluran Air dan Pengangkut Ember

Tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang sahabat bernama Pipo & Embro. Mereka ambisius, pekerja keras, & ingin menjadi orang tersukses di desanya.
 
Satu kesempatan datang melalui kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan air di tengah desa. Mereka diberi ember & dibayar berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa tiap harinya. Dalam hal ini, mereka membarterkan ember yang dibawa & waktu mereka dengan uang. Pada awalnya, mereka menikmati kerja & hasil yang mereka dapatkan. Mereka bisa mulai menabung untuk membeli pondok & keledai.

Embro merasa cita-citanya mulai terwujud, tapi tidak dengan Pipo. Punggung Pipo terasa nyeri & telapak tangannya lecet karena beban ember yang penuh dengan air. Mereka mendapat istirahat setiap Sabtu & Minggu. Namun setiap pagi mereka merasa tidak nyaman, terutama Minggu sore, karena besoknya harus mengangkat ember lagi. Pipo akhirnya mendapat akal untuk memindahkan air yang lebih efisien & efektif dengan cara membangun saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa. 

Embro, saya punya rencana”, kata Pipo saat mereka mengambil ember-ember & berangkat menuju ke sungai. “Daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa sen per hari, kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran pipa dari sungai ke desa kita”. Embro menghentikan langkahnya seketika. “Saluran pipa! lde dari mana itu!!!” seru Embro

Embro tidak tertarik & menertawakan ide Pipo. Namun, Pipo sangat yakin akan impiannya & memutuskan untuk mengerjakan proyek tersebut sendirian. Setiap pagi hingga sore, Pipo mengangkut ember air, & malamnya ia membangun saluran. Embro & teman-temannya mengejek & menertawakan Pipo, tapi Pipo tidak peduli. Ia memiliki visi jauh ke depan karena ia sadar bahwa tidak selamanya ia kuat mengangkut ember-ember yang penuh dengan air. 

Sementara itu, Embro hidup dengan nyaman karena pekerjaan membawa ember ternyata memberikan penghasilan yang memadai. Dengan upah yang didapatnya, Embro dapat mencicil pondok, keledai, & keperluan lainnya. Tiap malam ia istirahat, akhir pekan bisa berlibur ke pantai, ke gunung serta tak ketinggalan juga mentraktir teman-temannya minum di kedai kopi. Pekerjaan Pipo memang lebih berat karena ia harus bekerja ekstra. Sambil membangun saluran pipa, Pipo masih harus bekerja di siang hari untuk menghidupi keluarganya. 

Dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi bulan bahkan akhirnya hitungan tahun, Pipo bekerja siang malam tak kenal lelah membangun saluran pipa. Mula-mula hanya beberapa meter, kemudian menjadi ratusan meter, hingga akhirnya saluran pipa berhasil menghubungkan sumber air ke desanya. Setelah 5 tahun, pekerjaan itu selesai dengan baik. Seisi desa menjadi sangat bahagia karena mendapat pasokan air yang terus-menerus dari saluran pipa tersebut, tak peduli siang atau malam. Para penduduk juga tidak merasa khawatir pasokan air terhambat ketika pembawa ember sedang sakit atau berlibur. 

Pipo pun mendapat penghargaan atas jasanya. Ia juga mulai menikmati penghasilan dari orang yang membeli air dari saluran pipanya, yang jumlahnya jauh melebihi apa yang Embro dapatkan. Saluran pipanya terus mengalirkan air & uang meskipun Pipo sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun. Sekarang Pablo tak perlu lagi mengangkut air dengan menggunakan ember. Ia telah mendapatkan kebebasan waktu & finansial.


Lalu, bagaimana dengan Embro?
Kondisi Embro semakin memprihatinkan karena tenaganya semakin berkurang dimakan waktu & punggungnya semakin bongkok karena terus-menerus menopang beban. Jika tidak bekerja, ia tidak akan mendapatkan penghasilan. Ia semakin banyak mengangkut ember bahkan dengan ember yang lebih besar. Meskipun mulai sakit & menua, Embro sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember karena upahnya akan hilang. Pada akhirnya, Embro menyadari visi sahabatnya itu, namun semuanya sudah terlambat karena kesempatannya telah berlalu… 

Bagaimana dengan kita sendiri? Siapakah kita? Seorang pembawa ember? Ataukah seorang pembuat saluran pipa? Apakah kita hanya mendapatkan gaji kalau datang ke tempat pekerjaan, seperti Embro si pengangkat ember? Ataukah kita termasuk orang yang bekerja secara cerdas & kemudian mendapat penghasilan secara terus-menerus, seperti Pipo si pembuat saluran pipa? 

Seiring dengan kemajuan zaman & teknologi serta kerasnya persaingan hidup, waktu & tenaga bagi semua orang adalah taruhan dalam upaya mereka untuk memelihara kelangsungan hidup. Tidak peduli siang atau malam, hujan ataupun tidak, mereka bekerja keras mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan hidup. Namun yang menjadi masalah adalah: pertama, waktu terbatas hanya 24 jam & yang kedua, tidak selamanya kita mampu bekerja.


Lantas, apa yang dapat kita lakukan?
Cobalah untuk mengubah paradigma kita dalam mendapatkan penghasilan. Paradigma umum yang berlaku dalam mendapatkan penghasilan adalah bekerja untuk mencari uang & membayarnya dengan pengorbanan waktu & tenaga secara terus-menerus. Bekerja keras memang baik. Namun faktanya, kita tidak dapat bekerja secara terus-menerus karena ada saatnya kita memasuki masa pensiun/tua, stress & depresi dengan urusan kantor, sakit, dsb. Kita juga butuh waktu untuk keluarga, memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang semakin beragam, & berusaha menggapai segala impian yang begitu kita harapkan. 

Memang tidak mudah untuk mengubah cara pandang seseorang yang sudah turun-temurun melakukan cara kerja yang sama. Banyak orang yang suka berdiam diri di zona nyaman dengan menjalankan tugas rutin yang sudah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun, sehingga mereka lupa untuk melihat kenyataan bahwa di luar sana ada cara-cara lain untuk mendapatkan penghasilan dengan lebih efektif. 

Seperti yang terjadi pada Pipo & Embro, mereka berangkat bersama-sama & memiliki tujuan yang sama, tetapi karena mereka memiliki cara yang berbeda untuk mencapai tujuannya, maka hasil yang mereka peroleh pun tidak sama. Inilah yang membedakan orang yang bekerja keras dengan orang yang bekerja dengan cerdas. 

Ada baiknya kita mulai mengubah paradigma lama itu dengan paradigma baru yang lebih baik. Oleh sebab itu, jika ingin berhasil, kita perlu membuka diri & pikiran, jangan skeptis dengan pendapat atau gagasan dari orang lain. Siapa tahu, kita bisa mendapat inspirasi dari gagasan tersebut yang bukannya tidak mungkin akan membawa perubahan besar dalam hidup kita. 

Menurut Burke Hedges (penulis The Parable of The Pipeline), cara paling ideal untuk membangun usaha yang menghasilkan pendapatan yang berkesinambungan adalah dengan membangun aset, seperti sebuah saluran pipa yang mengalirkan air tanpa peduli siang ataupun malam.



Sumber: http://delphigold.blogspot.com/2011/09/kisah-pembuat-pipa-saluran-air-dan.html#

Hikmah, Dibalik Do'a Yang Tak Terkabul

Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong. 


Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.


Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.


Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.


Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.


Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.


Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.


Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.


Sumber: Ust. Yusuf Mansur

Senin, 28 Januari 2013

Prinsip & Motivasi Sukses

Shaleh dan Sukses adalah dua kata yang saling berkaitan. Jika ada keshalehan biasanya ada kesuksesan, demikian juga jika ada kesuksesan biasanya ada keshalihan.
Keinginan menjadi kaya raya bukanlah aib apalagi berdosa. Sebab dengan kelebhan hartanya, seorang muslim akan dapat beramal lebih banyak lagi. Yang terpenting adalah kita tidak boleh terikat dengan kekayaan duniawi tersebut sehingga melupakan akhirat.


Kunci Pertama:
The More You Give, The More You Get

Uang dan semangat adalah energi yang luar biasa. Dalam prespektif spiritualitas, kegiatan ini biasa diartikan sebagai kegiatan berbagi untuk sesama manusia demi kehidupan itu sendiri. Artinya memberi dengan tulus ikhlas tanpa pamrih apapun. Baik sekali bila tangan kiri memberi, tangan kanan tidak mengetahuinya.

Kunci Kedua:
Belajarlah dari Kehidupan

Jika kita setia pada hal-hal kecil, maka kita akan dipercaya akan hal-hal besar. Kadang kita selamat. Kadang kita tenggelam. Jika kita selamat, kita mempunyai tugas besar untuk menolong orang lain.

Kunci Ketiga:
Melepaskan Kelekatan

Jebakan duniawi adalah kenikmatan indrawi. Semakin kita melekat pada sesuatu, maka semakin pula kita tercekat atau terikat pada sesuatu tersebut.

Banyak di antara kita telah menyaksikan suatu bukti kebenaran bahwa setiap orang yang ikhlas memberi berbagi an menolong sesamanya akan memperoleh imbalan berlipat ganda. Semakin banyak mengalirkan kebahagiaan pada orang lain, berarti anda telah membuka pipa-pipa yang mengalirkan kebahagiaan itu kembali ke dalam diri sendiri. Bila anda kembali ketakutan akan ketidakjelasan masa depan, mementingkan dan menyimpan kebahagiaan, menimbun uang dan segala sesuatu untuk diri sendiri, maka anda sesungguhnya telah membatasi aliran kebahagiaan.

Kalau anda ingin meraih keberhasilan hidup, mendapatkan kebahagiaan sejati, lebih disayangi oleh banyak orang, lebih dihormati, meraih sukses dan kemuliaan hidup, serta menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, cara untuk mendapatkannya sangat sederhana yakni, mulailah dengan banyak memberi dan berbagi. Karenanya biasakan untuk senang memberi dan berbagi, seperti menginfaqkan sebagian harta, membagikan ilmu, senang menolong orang lain, memiliki sikap empati pada orang yang kesulitan atau apapun yang bisa membahagiakan orang lain. Segala sesuatu yang anda bagikan dan berikan itu akan kembali. Bahkan akan lengkap dengan bunganya yang berlipat ganda.

MAANFAATKAN KEYAKINAN UNTUK MERAIH IMPIAN
Keyakinan bisa dijadikan modal dasar untuk meraih impian. Karena keyakinan pula banyak orang yang tiba-tiba berubah lebih baik, sukses, berhasil dan bahagia. Perubahan itu bukanlah karena suatu kebetulan. Perubahan yang instant dan tanpa melakukan apa-apa. Melainkan perubahan yang dikarenakan suatu rangkaian tindakan sebelumnya dan dorongan keyakinan yang luar biasa.

KEKUATAN VISUALISASI
Saat manusia membayangkan (memvisualisasikan) sesuatu, maka otak akan memerintahkan secara reflektif pada bagian tubuh yang berhubungan dengan aktivitas untuk bereaksi. Otak akan memberikan cara pada bagian tubuh tentang bagaimana mencapai visualisasi itu.


MINDSET ORANG-ORANG SUKSES
Orang sukses dan luar biasa adalah orang-orang yang selalu melihat sisi terang pada diri mereka dan sisibaik dari semua kejadian. Segala sesuatu niscaya menyiratkan hikmah. Agar menjadi orang sukses harus memiliki 4 karakter (CARE) sebagaimana dibawah ini:

- Commitment, Orang yang sukses dalam hidupnya selalu memiliki komitmen yang kuat dalam segala hal.

- Achievment (Pejuang), Seorang yang berhasil dalam hidupnya senantiasa berjuang dalam meraih keberhasilan. Orang sukses selalu berjuang keras untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

- Responsibility (bertanggungjawab), Tanggung jawab merupakan kaidah pokok orang-orang besar.

- Enthuastic (Antusias), Orang besar dan orang sukses selalu memiliki antusiasme yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Bukan hanya sekedar mencintai pekerjaan tapi berusaha sebisa mungkin untuk mencapai hasil lebih dari biasanya. Motivasi untuk berprestasi sangat tinggi. Mereka senantiasa melakukan pekerjaan dengan penuh gairah.

SUKSES: BERPIKIR POSITIF
Sikap kita adalah cermin masa lampau. Pembicara kita di masa sekarang merupakan peramal bagi masa depan. Kondisi masa lalu, sekarang dan masa depan dapat tercermin dari bagaimana sikap kita sehari-hari. Sikap kita merupakan sahabat paling setia, namun juga musuh yang paling berbahaya. Sikap mental kita adalah sebuah pilihan; positif atau negatif.

Jika kita berpikir positif, pasti mampu menghasilkan sesuatu. Kita akan lebih banyak berkreasi dari pada bereaksi. Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidak bisa diukur dengan gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan lebih banyak dipengaruhi bagaimana kita berpikir.

DAN DEMI WAKTU …
Betapa banyak orang yang mengeluh karena merasa tak pernah punya waktu sedangkan beberapa orang yang lain selalu mencari jalan untuk membunuh waktu!

Hidup adalah cakra-manggilingan. Waktu yang menggelinding tiada henti. Sebagai bagian ciptaan-Nya, waktu ternyata memiliki tabiatnya sendiri. Waktu terasa pendek karena tidak pernah cukup menyelesaikan tugas hidup. Waktu adalah modal kehidupan kita. Segala yang terjadi senantiasa terikat dengan waktu. 

Pemilihan Bibit Domba Unggul

Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati oleh Peternak. Bakalan kambing jantan muda lebih cocok untuk digemukan daripada kambing betina, sebab pertambahan berat badan kambing jantan lebih tinggi. Disamping itu, kambing betina masih diperlukan untuk perkembangbiakan anak. Kambing paling responsif terhadap pakan sejak masa lepas sapi, yaitu saat berumur 7 – 8 bulan sampai ternak mengalami dewasa kelamin atau berumur 10 – 12 bulan.

Karakteristik kambing bakalan yang baik Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar men-dapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun Kriteria yang harus diperhatikan adalah sbb:
  1. Mata (pilih mata yang bening, mata bersinar cerah, tajam, bukan yang kemerahan). 
  2. Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir) 
  3. Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah) 
  4. Wilayah dada (bentuknya agak menonjol) 
  5. Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk) serta bulunya halus dan mengilap, 

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk yang ekornya berbentuk cambuk, hasilnya tidak bisa maksimal, kecepatan pembentukan daging terlalu lamban. Sedangkan untuk yang ekor gemuk (EG) telah dirasakan oleh beberapa peternak, bahwa hasilnya lebih maksimal dan target penggemukan selama 3 bulan bisa terwujud.

Perlu diperhatikan bahwa untuk pemilihan Bibit, usia kambing harus sudah mencapai 4 bulan, dengan pertimbangan bahwa mulai usia 4 bulan, tubuh kambing telah berkonsentrasi pada pembentukan daging, sehingga akan lebih mudah digemukkan. Jika usia kambing masih di bawah 4 tahun, tubuh kambing masih dala proses pembentukan tulang, sehingga untuk digemukkan akan memakan waktu yang lebih lama, dan tentu akan mempengaruhi perputaran modal yang telah kita keluarkan dan biaya pakan perhari akan makin membengkak.
Terlalu lama memelihara akan berakibat pada PERPUTARAN MODAL YANG KURANG CEPAT, Cost Operasional akan semakin tinggi, dan mempengaruhi PROFIT AKAN KITA TERIMA.

Cara Membuat Pakan Fermentasi SOC

  1. Siapkan Jerami,  galaran untuk alas, siapkan air, siapkan SOC, Siapkan Bekatul dan tempat untuk proses fermentasi yaitu bisa dengan terpal atau tempat lain yang dapat ditutup rapat.
  2. Tumpuk atau susun jerami kering sampai kira-kira ketebalan 20-30cm, kemudian siram dengan air yang sudah dicampur soc (takaran 5 tutup / 15 liter air) sampai kira-kira kadar air 60%, taburi bekatul diatas tumpukan jerami secara halus dan merata, tumpuk lagi jerami dilapisan atasnya dan perlakukan sama dengan perlakuan sebelumnya.  Demikian seterusnya sampai pada ketinggian tumpukan jerami sesuai yang dikehendaki. Langkah selanjutnya tutup rapat tumpukan jerami tersebut 1-3 hari.  Setelah itu tumpukan jerami yang  ditutup DIBUKA dan diangin-anginkan sebentar agar DINGIN sebelum diberikan untuk pakan ternak. Simpan di tempat yang teduh (terhindar dari sinar matahari dan air hujan) untuk persediaan pakan  ternak sampai dengan berbulan-bulan
  3. Kelebihan proses fermentasi jerami padi dengan SOC, hanya memerlukan waktu sehari (1x24jam) sehingga ternak dan peternak tidak REPOT menunggu terlalu LAMA untuk pemberian pakan ternaknya. 
  4. Untuk 5 tutup botol SOC (dengan pencampuran air 15-45 liter air) dapat digunakan mem-fermentasi jerami kurang lebih 1,5 kwintal (praktis-cepat -murah)
NB: Untuk membuat 10 kg pakan ternak fermentasi dibutuhkan bahan baku 10 kg daun kering, 2 kg bekatul, 2,5 kg tepung gaplek, 5 sendok makan tetes tebu, 10 garam, 6 liter air dan 3 sendok suplemen organic cair (SOC). Campuran tersebut dapat juga ditambah limbah hasil pertanian seperti jerami, tongkol jagung, kulit kedelai dan bekatul secukupnya. Setelah semua bahan dicampur, tunggu sampai 2 jam, kemudian baru dimasukkan ke dalam bak fermentasi dan ditutup rapat. Tunggu minimal 1 x 24 jam setelah proses fermentasi, pakan ternak siap disajikan

Minggu, 27 Januari 2013

Konsep Pertanian Berkelanjutan

Sebagai seorang agripreneur atau pebisnis petani peternak maka dengan adanya ternak, kita bisa seperti mempunyai pabrik pupuk sendiri. Ini menepis anggapan bahwa untuk memupuk 1 hektar sawah membutuhkan 8 ton pupuk kandang. Padahal kenyataanya dengan teknologi pertanian modern maka cukup dibutuhkan 5 kuintal kotoran saja, itu bisa dihasilkan dengan 2 ekor sapi atau 20 ekor kambing. Jadi kita tidak perlu beli pupuk.
Nah.. Dengan pupuk ini maka kita bisa memupuk ladang pertanian sendiri dengan hasil yang memuaskan. Kita akan memperoleh hasil pertanian banyak dan bahan pakan ternak melimpah. Tidak perlu beli pakan ternak karena bisa di dapat dari ladang sendiri.

Karena ternak kambing/sapi kita terpenuhi gizinya maka ternak kita bertambah gemuk, kita bisa panen hasilnya. Berupa daging berupa kotoran untuk digunakan pupuk lagi, pupuk juga masih bisa dijual. Maka petani akan mendapatkan keuntungan berkali kali lipat. 

Dengan teknologi dan pola tani ternak modern semua hasil ladang dan hasil ternak bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu kita turut membantu memecahkan problem social, misalnya bau kotoran ternak hilang, tumpukan jerami yang tadinya dibakar dan asapnya mengganggu hilang, jerami yang jadi sarang binatang mbuk-mbuk juga hilang, petani makin sejahtera, dll.
 


Kita tidak sekedar mengkampanyekan tentang jual produk semata, kita melatih petani peternak kambing/sapi untuk berfikir maju kedepan. Karena pertanian dan peternakan merupan tulang punggung kehidupan. Bagaimanapun juga selama manusia hidup akan tetap butuh makan. Alam ini disediakan untuk kita, dan otak ini diberikan untuk manusia agar kita bisa memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan.

Skema pertanian dan peternakan berkelanjutan diatas hanya bisa di lakukan dengan ILMU. Mari bertani, mari berternak kambing, mari berternak sapi. Mari kita menjadi manusia yang maju.
 

SOSIALISASI TERNAK KAMBING MODERN
GRATISS..!!

Dapatkan Informasi ternak kambing/sapi dan pertanian dari komunitas petani peternak tentang apa saja yang ingin di ketahui (harga, pemasaran, bibit, pakan, peluang, dll) Langsung dari sumbernya. 
Kunci ilmu adalah: bertanya..!

INFO PELATIHAN TANI TERNAK KAMBING SAPI DAN PERTANIAN MODERN
 
Hubungi Kami di:
0857 1826 6123
(Tendy) 

Pembuatan Makan Ternak (PMT)


Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami. Dan Jerami yang sangat bagus nilai Gizinya adalah Jerami kangkung. Untuk jerami padi memang cukup bagus, walaupun Nilai Gizinya tak sebanyak Jerami kangkung, dan perlu sedikit berhati-hati untuk jerami padi ini, karena ada beberapa bagian yang akan berefek merusah rumen ternak. Jika itu terjadi, ternak akan nampak membuncit pada bagian perutnya saja. Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan makanan kambing tersebut, antara lain :

  • Jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, tebu, kangkung, kedelai dll). 
  • Kulit umbi-umbian (Kulit singkong, ubi jalar dll).
  •  Kulit kacang-kacangan (kulit kacang tanah, kulit kopi dll). 
  • Sayur-sayuran (untuk menekan biaya, bisa menggunakan sisa-sisa sayur dari pasar, dengan pola fermentasi basah) 
  • Daun-daunan, baik yang masih basah maupun yang telah kering.


Terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing. Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang lain.

Untuk jenis-jenis bahan kering, proses fermentasi menggunakan SOC membutuhkan waktu minimal 24 jam, sedangkan untuk jenis-jenis basah (daun basah/hijau) hanya membutuhkan waktu minimal 3 jam dan telah siap diberikan pada Kambing.